Circle secara resmi meluncurkan CCTP V2 di Arbitrum, memungkinkan transfer USDC yang cepat dan asli antar rantai tanpa jembatan pihak ketiga.
CCTP V2 memperkenalkan Hooks, yang memungkinkan pengembang untuk mengotomatisasi pertukaran aset, tindakan perbendaharaan, dan eksekusi kontrak pintar setelah transfer.
Circle baru saja mengguncang dunia kripto dengan peluncuran Protokol Transfer Lintas Rantai versi 2 (CCTP V2) di jaringan Arbitrum. Bukan sekadar peningkatan, peluncuran ini mendefinisikan ulang transfer stablecoin antar jaringan yang seringkali lambat dan tidak efisien.
Dengan pendekatan "burn-and-mint", USDC yang ditransfer akan dibakar di jaringan asal dan dicetak kembali di jaringan tujuan, tanpa harus melalui jembatan pihak ketiga yang rentan terhadap celah keamanan.
Circle Menambahkan Otomatisasi dan Kecepatan yang Kuat Dengan CCTP V2
Namun, yang benar-benar menonjol adalah dua fitur baru yang dibawa oleh CCTP V2. Pertama, Fast Transfer—seperti namanya, fitur ini memang cepat. Proses yang sebelumnya bisa memakan waktu puluhan menit kini selesai dalam hitungan detik. Kedua, fitur Hooks, yang memungkinkan pengembang untuk menetapkan tindakan otomatis setelah transfer terjadi.
Misalnya, menukar aset secara langsung, mengelola saldo kas, atau mengaktifkan kontrak pintar tanpa harus menunggu tangan manusia untuk bekerja. Bayangkan jika mengirim USDC dari Ethereum ke Arbitrum bisa langsung disambut dengan staking otomatis. Lebih praktis dan efisien, bukan?
Dari Penolakan Ripple ke Ekspansi Timur Tengah
Di sisi lain, langkah Circle di Arbitrum juga bertepatan dengan serangkaian pengumuman penting lainnya. Pada 28 April, mereka memperkenalkan Jaringan Pembayaran Circle (CPN), sebuah jaringan pembayaran global yang berbasis pada stablecoin seperti USDC dan EURC. Tujuannya cukup ambisius: menggantikan sistem pembayaran tradisional yang bergantung pada jam kerja bank atau jadwal sistem kartu seperti Visa.
Melalui CPN, transaksi lintas batas dapat berjalan 24/7, dengan biaya yang jauh lebih rendah. Tidak mengherankan bahwa semakin banyak institusi yang melihat solusi ini sebagai jalan keluar dari sistem yang terasa lambat dan mahal.
Selain itu, Circle juga menolak tawaran akuisisi Ripple senilai $4 hingga $5 miliar. Angka yang, bagi mereka, tidak sebanding dengan posisi pasar USDC yang sudah memiliki kapitalisasi lebih dari $60 miliar. Alih-alih bergabung dengan RLUSD milik Ripple, Circle justru melanjutkan rencana IPO di bursa saham dengan kode saham "CRCL" di Bursa Efek New York.
Data pengajuan IPO mereka menyatakan bahwa pendapatan tahun lalu adalah $1,68 miliar, naik dari $1,45 miliar. Namun, pendapatan bersih turun menjadi $157 juta dari $271,5 juta. Ya, bisnis stablecoin masih harus menghadapi naik turunnya margin.
Selain itu, pada 24 April, Circle menjalin kemitraan dengan kustodian aset digital Copper untuk mengintegrasikan ClearLoop ke dalam sistem penyelesaiannya. Dengan ini, lembaga keuangan dapat berdagang menggunakan USDC sambil menjaga aset mereka dalam pengawasan yang aman.
Jadi, tidak perlu repot-repot memindahkan dana masuk dan keluar dari dompet hanya untuk menyelesaikan transaksi. Ini seperti memiliki jalan tol pribadi untuk perdagangan aset digital—halus, cepat, dan tanpa gangguan.
Menariknya, CNF juga melaporkan bahwa Circle kini telah menerima persetujuan prinsip dari Otoritas Regulasi Layanan Keuangan Abu Dhabi (FSRA) untuk menyediakan layanan keuangan digital di Uni Emirat Arab. Langkah ini tentu membuka pintu lebih lebar ke pasar Timur Tengah, pada saat banyak perusahaan kripto masih berjuang untuk menavigasi regulasi yang berubah.
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Circle Membuka Transfer USDC Lebih Cepat Dengan CCTP V2 di Arbitrum - Berita Kripto Flash
Circle baru saja mengguncang dunia kripto dengan peluncuran Protokol Transfer Lintas Rantai versi 2 (CCTP V2) di jaringan Arbitrum. Bukan sekadar peningkatan, peluncuran ini mendefinisikan ulang transfer stablecoin antar jaringan yang seringkali lambat dan tidak efisien.
Dengan pendekatan "burn-and-mint", USDC yang ditransfer akan dibakar di jaringan asal dan dicetak kembali di jaringan tujuan, tanpa harus melalui jembatan pihak ketiga yang rentan terhadap celah keamanan.
Circle Menambahkan Otomatisasi dan Kecepatan yang Kuat Dengan CCTP V2
Namun, yang benar-benar menonjol adalah dua fitur baru yang dibawa oleh CCTP V2. Pertama, Fast Transfer—seperti namanya, fitur ini memang cepat. Proses yang sebelumnya bisa memakan waktu puluhan menit kini selesai dalam hitungan detik. Kedua, fitur Hooks, yang memungkinkan pengembang untuk menetapkan tindakan otomatis setelah transfer terjadi.
Misalnya, menukar aset secara langsung, mengelola saldo kas, atau mengaktifkan kontrak pintar tanpa harus menunggu tangan manusia untuk bekerja. Bayangkan jika mengirim USDC dari Ethereum ke Arbitrum bisa langsung disambut dengan staking otomatis. Lebih praktis dan efisien, bukan?
Dari Penolakan Ripple ke Ekspansi Timur Tengah
Di sisi lain, langkah Circle di Arbitrum juga bertepatan dengan serangkaian pengumuman penting lainnya. Pada 28 April, mereka memperkenalkan Jaringan Pembayaran Circle (CPN), sebuah jaringan pembayaran global yang berbasis pada stablecoin seperti USDC dan EURC. Tujuannya cukup ambisius: menggantikan sistem pembayaran tradisional yang bergantung pada jam kerja bank atau jadwal sistem kartu seperti Visa.
Melalui CPN, transaksi lintas batas dapat berjalan 24/7, dengan biaya yang jauh lebih rendah. Tidak mengherankan bahwa semakin banyak institusi yang melihat solusi ini sebagai jalan keluar dari sistem yang terasa lambat dan mahal.
Selain itu, Circle juga menolak tawaran akuisisi Ripple senilai $4 hingga $5 miliar. Angka yang, bagi mereka, tidak sebanding dengan posisi pasar USDC yang sudah memiliki kapitalisasi lebih dari $60 miliar. Alih-alih bergabung dengan RLUSD milik Ripple, Circle justru melanjutkan rencana IPO di bursa saham dengan kode saham "CRCL" di Bursa Efek New York.
Data pengajuan IPO mereka menyatakan bahwa pendapatan tahun lalu adalah $1,68 miliar, naik dari $1,45 miliar. Namun, pendapatan bersih turun menjadi $157 juta dari $271,5 juta. Ya, bisnis stablecoin masih harus menghadapi naik turunnya margin.
Selain itu, pada 24 April, Circle menjalin kemitraan dengan kustodian aset digital Copper untuk mengintegrasikan ClearLoop ke dalam sistem penyelesaiannya. Dengan ini, lembaga keuangan dapat berdagang menggunakan USDC sambil menjaga aset mereka dalam pengawasan yang aman.
Jadi, tidak perlu repot-repot memindahkan dana masuk dan keluar dari dompet hanya untuk menyelesaikan transaksi. Ini seperti memiliki jalan tol pribadi untuk perdagangan aset digital—halus, cepat, dan tanpa gangguan.
Menariknya, CNF juga melaporkan bahwa Circle kini telah menerima persetujuan prinsip dari Otoritas Regulasi Layanan Keuangan Abu Dhabi (FSRA) untuk menyediakan layanan keuangan digital di Uni Emirat Arab. Langkah ini tentu membuka pintu lebih lebar ke pasar Timur Tengah, pada saat banyak perusahaan kripto masih berjuang untuk menavigasi regulasi yang berubah.